Halaman

Kamis, 08 November 2012

Apresiasi Sastra

Apresiasi Drama

Herman J. Waluyo (2002: 44) berpendapat bahwa apresiasi biasanya dikaitkan dengan seni. Apresiasi drama berkaitan dengan kegiatan yang ada sangkut pautnya dengan drama, yaitu mendengar dan berakting dengan penuh penghayatan yang sungguh-sungguh. Kegiatan ini membuat orang mampu memahami drama secara mendalam, merasakan cerita yang ditayangkan, serta mampu menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam drama dan menghargai drama sebagai seni dengan kelebihan dan kelemahannya.
Menurut Henry Guntur Tarigan (1984: 233) apresiasi sastra adalah penaksiran kualitas karya sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis. Apresiasi satra sangat erat kaitannya dengan kritik sastra, yang merupakan penelitian hasil dari pengamatan. Ciri-ciri orang yang telah memiliki apresiasi sastra, di antaranya:


  1. berusaha dengan sekuat daya, tanpa paksaan malahan dengan suka rela, mencari buku-buku kaya sastra dan membacanya,
  2. selalu menyarankan kepada teman-temannya untuk membaca buku-buku sastra yang dianggapnya relatif dan bermutu baik,
  3. bahan yang telah dibacanya itu dipersoalkan, didiskusikan dengan teman-temannya atau dengan orang lain,
  4. menyediakan waktu yang cukup untuk dapat membaca lebih banyak,
  5. berusaha selalu mendapatkan hasil-hasil sastra mutakhir baik berupa buku, majalah, maupun dari siaran radio, dan televisi.

Disick (dalam Herman J. Waluyo, 2002: 45) menyebutkan bahwa apresiasi berhubungan dengan sikap dan nilai. Beliau juga menyebutkan adanya empat tingkatan apresiasi, yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat menggemari
Seseorang yang baru sampai pada tingkat menggemari, keterlibatan batinnya belum kuat. Dia baru terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan drama. Jika ada drama dia akan senang membaca. Jika ada acara pembacaan drama, secara langsung atau berupa siaran tunda di televisi, ia akan menyediakan waktu untuk menontonnya.

b. Tingkat menikmati
Keterlibatan batin pembaca terhadap drama sudah semakin mendalam. Pemirsa akan ikut sedih, terharu, bahagia, dan sebagainya ketika melihat drama mampu menikmati keindahan yang ada dalam drama itu secara kritis.

c. Tingkat mereaksi
Sikap kritis terhadap drama lebih menonjol karena ia telah mampu menafsirkan dan mampu menilai baik-buruknya sebuah drama. Penafsiran drama mampu menyatakan pemahaman drama dan menunjukkan di mana letak pemahaman tersebut. Demikian juga, jika seseorang dalam mengapresiasi dapat menyatakan kekurangan suatu drama, orang tersebut akan mampu menunjukkan di mana letak kekurangan tersebut.

d. Tingkat produktif
Apresiator drama mampu menghasilkan, mengkritik, dan membuat resensi terhadap sebuah drama secara tertulis. Dengan kata lain, ada produk yang dihasilkan oleh seseorang yang berkaitan dengan drama.
Kesimpulan dari beberapa pendapat tersebut, bahwa apresiasi drama adalah suatu kegiatan yang ada hubungannya dengan drama sehingga membuat orang tersebut mampu memahami drama secara mendalam dan mampu memahami nilai-nilai yang terkandung dalam drama tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar