Dalam seni pertunjukan, tata cahaya berada dalam disiplin teknik
produksi bersama dengan tata pentas, kriya panggung (stage craft) dan
hal hal lain yang bersifat sebagai pendukung visual suatu
pergelarlan.dalam perkembangan seni pertunjukan di Indonesia teknik
produksi belum mendapat perhatian yang cukup bahkan dalam pendidikan
kesenianpun tidakada jurusan yang membuka peminatan teknik produksi
tersebut.
Dengan semakin banyaknya festival-festival seni pertunjukan diberbagai
kota maka kebutuhan untuk mengemas pertunjukan menjadi sesuatu yang
menarik dan lain dari penyajian kelompok lain, maka kebutuhan pemahaman
teknik produksi tumbuh. Namun seringkali tumbuh kembangnya seni
pertunjukan tidak seiring dengan berkembangnya gedung pertunjukan.
Akustik ruangan, penataan cahaya dan tata teknik pentasnya seringkali
tak memenuhi persyaratan minimal untuk suatu pertunjukan.
Dalam situasi seperti itulah para pekerja dibelakang panggung
merekayasa agar pertunjukan menjadi sesuau yang berarti dan punya
sumbangan dalam perkebangan seni pertunjukun.
Studi-studi yang dilakukan oleh para pekerja belakang panggung pada
umumnya dilakukan sendiri oleh para pelaku itu sendiri atau
bersama-sama dengan kelompoknya atau kalau beruntung bisa mengikuti
lokakarya-lokakarya yang diadakan oleh lembaga-lembaga kesenian yang
punya pehatiandan keprihatinan terhadap perkembangan dunia seni
pertunjukan.
Seorang penata cahaya disamping harus studi tentang teks, koreografi
dan seni visual yang lain harus memahami tentang aspek teknik dari
peralatan-peralatan yang akan menjadi media ekspresinya dan memahami
karakter dari bentuk panggung dan auditoriumnya. Pemahaman teks bisa
dipahami dengan mempelajari sejarah dan genre dari gaya
pertunjukkannya. (buku-buku Yacob Sumarjo, Asrul Sani, Rendra, PW, NR,
KA, dll). Pemahaman tentang tata teknik pentas dan teknik menggambar
dapat dibantu dengan penguasaan komputer (Beamlight, Write Light,
Daslight, Corel, CAD, Vector Work, wyswyg).
STUDI TEKSTUAL
Mempelajari naskah naskah drama, puisi, cerpen dan prosa. Sasarannya
adalah melatih kepekaan untuk melihat yang tersirat dalam teks itu,
tangkas menyusun plot dan menemukan berbagai perubahan susasana, ruang,
pikiran-pikiran para tokohnya dan menjalin struktur dramatiknya.
Dengan mempelajari latar belakang penulisnya maka akan ditemukan visi
dari penulisnya yang bersangkutan. Karena inti dari penataan cahaya
adalah membangun atmosfere bagi para tokoh yang sedang menghidupkan
pentas. Tentu saja dalam hal ini diskusi dengan sutradara dan para
pekerja artistik yang lain seperti penata set, dll menjadi suatu
keharusan. Keputusan terahkir adalah pada sutradara.
STUDI PENTAS DAN AUDITORIUM
Karakter dari pentas amat bergantung pada auditoriumnya dan masing
masing pentas mempunyai aura yang amat spesifik. Secara umum dapat
dibagi menjadi 3 bentuk yang berbeda, yaitu:
1. Pentas Proscenium
Bentuk pentas dimana penonton dengan pentasnya dipisahkan oleh orkestra
pit dan penonton melihat dari satu arah saja. Pentasnya diberi frame
seperti kamar yang dinding keempatnya dibuka. (Wayang Orang, Kethoprak)
1. Pentas Arena.
Bentuk pentas dimana pentas dan penontonnya berada dalam satu atap.
Penonton melihat pentas dari berbagai sisi yang pada umumnya 3 sisi.
Variasinya amat banyak seperti tapal kuda, lingkaran (theatre in round)
dll.
1. Trust
Gabungan antara pentas proscenium dengan teater arena. ( Sasono Langen Budoyo).
Dari sekian banyak variasi pentas, prosceniumlah yang palik banyak
memerlukan peralatan pendukung untuk membuat para penyaji betul-betul
menjadi pusat perhatian para penontonnya.
STUDI TATA CAHAYA.
Studi utama dari penataan cahaya adalah alam beserta seluruh isinya.
Karena penataan cahaya diatas pentas adalah peniruan dari apa yang
terjadi di alam semesta raya ini. Dari sumber cahayanyadapatlah
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Cahaya Langsung
Cahaya yang berasal dari matahari dengan segala pantulannya.
1. Cahaya Tak Langsung
Cahaya yang berasal dari bulan dengan segala macam pantulannya.
Aplikasi dari sumber pencahayaan alam tersebut diatas pentas menjadi sebagai berikut:
- Key Light
Cahaya utama yang berasal dari lampu-lampu type profile, lekolite
maupun ellipsoidale. Karakter cahayanya tajam dengan pendaran cahaya
yang dapat dibuat amat tajam maupun menyebar karena adanya lensa planno
convex yang dapat diatur jaraknya dengan sumber cahaya. Biasanya
digunakan untuk mencahayai wilayah yang khusus dan pemakaian yang
spesial.
- Fill Light
Cahaya pengisi yang berasal dari lampu-lampu fresnell dan flood.
Karakter cahayanya lembut dan merata dari pusat hingga pinggir, karena
sumber cahayanya dipecah oleh lensa sperikel, namun cahayanya dapat
dipusatkan maupun disebar dengan mengatur jarak lensanya dengan sumber
cahayanya. Biasanya digunakan untuk mendapatkan suasana dengan menyiram
panggung dengan warna- warna hangat maupun dingin.
Untuk mencapai hasil yang maksimal tentang system tata cahaya, penata
cahaya harus mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai sistem jaringan
listrik dan sgala aturan keselamatan pemasangan listrik.
Distribusi cahaya menjadi bagian yang penting dalam perencanaan tata
cahaya agar seluruh wilayah permainan dapat tercahayai, sehingga
perubahan gerak dan ekspresi wajah dapat diamati oleh penonton dengan
baik. Melihat posisinya terhadap pentas, maka pencahayaan dapat dibagi
menjadi:
- Front Light
Cahaya yang berasal dari depan pentas yang bertujuan untuk membuat
wajah dapat terlihat dari penonton. Jarak sumber cahaya dan objek cukup
jauh maka diperlukan profile, lekollite, ellipsoidale agar cahaya
dapat dikendalikan, karena dengan menggunakan shutter cahaya yang
menerpa dinding proscenium dapat dihilangkan
- Over Head
Cahaya berasal dari atas kepala pemain dengan tujuan mencahayai area
panggung dari atas. Area khusus bagi pemain dengan menjatuhkan cahaya
tegak lurus diatas kepala pemain (downlight) meskipun beresiko bohlam
menjadi lebih mudah putus oleh panas yang tidak tersalur akibat posisi
tersebut. Karena jarak yang tidak terlalu jauh,type Fresnell dan Plano
Convex (PC) menjadi pilihan. Namun karena pertimbangan ekonomis PAR CAN
Medium menjadi alternatif.
Down Light
Area khusus bagi pemain dengan menjatuhkan cahay tegak lurus diatas
kepala pemain, meskipun beresiko bohlam menjadi lebih mudah putus oleh
panas yang tak tersalur akibat posisi tersebut. PC, Fresnell dan
Lekolite menjadi pilihan, namun PAR CAN Very Nerrow dapat menjadi
alternatifnya.
- Back Light
Cahaya yang berasal dari belakang pemain yang membuat bagian atas
pemain menjadi lebih terang dibanding bagian lain, dengan demikian
pemain seakan-akan tidak menempel dengan backdrop. Fresnell dan PAR Can
Medium menjadi pilihannya.
- Side Light
Cahaya berasal dari damping yang berguna mencahayai sisi kiri atau
kanan pemain. Cahaya ini amat dibutuhkan untuk karya tari utamanya
balet karena banyak gerakan angkat kaki dan lompat.
- Cyclorama
Cahaya yang lembut dari atas (upper horizone) dan dari lantai panggung (
lower horizone) yang berfungsi memberikan cakrawala dan
perubahan-perubahan suasana. Flood dan Striplight dengan berbagai
variasinya menjadi pilihan.
Setelah melakukan riset atas kebutuhan artistik yang dikehendaki
sutradara dan melakukan pendataan atas pentas yang akan digunakan untuk
pertunjukan, mengamati latihan, mengukur lamanya perubahan dari satu
adegan yang lain maka mulailah pekerjaan mendesain light plot. ( Denah
panggung, lighting template, Vector Work, CorelDraw, CAD, Daslight dll)
Hasil Kerja penata cahaya (paper work) berupa:
Light Plot:
Berupa gambar penempatan posisi lampu, type, no channel/dimmer, warna dan arah lampu, jarak.
Hook Up Channel:
Berupa list yang memberi informasi no channel.
Instrument Schedule:
Berupa list yang memuat informasi penempatan dan type lampu.
Magic Sheet:
Berupa List yang memberi informasi kelompok warna, area dan no channel guna memudahkan ketika membuat Cue Sheet.
Cue Sheet:
Berupa list yang memuat daftar no channel, intensitas dan lamanya perubahan tiap tiap cue.
Pelaksanaan persiapan pementasan biasanya diatur jadwalnya ole Stage
Manager (SM), biasanya urutannya adalah pemasangan set, penataan lampu
dan penataan suara. Seringkali nyaris dilakukan bersamaan karena masa
persiapan yang amat singkat. Tangan dingin dan keceriaan serta
ketegasan SM akan membuat situasi ini menjadi mudah.
Tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh team tata cahaya setelah
berkoordinasi dengan SM grup maupun SM dari gedung yng bersangkutan
adalah sebagai berikut:
Instalasi:
Pekerjaan menggantung lampu sesuai type dan posisinya, memasang instalasi sesuai no chanell yang dikehendaki.
Trim:
Menempatkan posisi lampu (batten) pada ketinggian yang dikehendaki.
Channel List:
Mencek no channel apakah sudah sesuai dengan hook up.
Focusing:
Mengarahkan cahaya ke area yang dikehendaki sekaligus memasang filter lampu.
Plotting:
Menyusun lighting cue bersama dengan para pemain dan sutradara agar
area, suasana, intesitas sesuai dengan kehendak sutradara. Pada proses
ini seringkali terjadi proses diskusi yang amat seru sehingga memakan
waktu yang lama.
Dry Rehearsal:
Latihan seluruh aspek teknik yang diperlukan dalam pertunjukan,
pergantian set, perubahan lampu dan efek-efek suara dipandu oleh SM
namun tanpa pemain. Seringkali disebut juga Technical Rehearsal.
Dress Rehearsal
Latihan lengkap seluruh aspek pemanggungan, pemain dengan make up dan
busana lengkap dari awal hingga ahkir. Seringkali gladi ini dijual
kepada publik dengan harga yang lebih murah dari hari pertunjukannya,
juga untuk keluarga para pemain dan wartawan untuk melihat bagaimana
respon penonton. Komando dilakukan oleh SM beserta para crew yang sudah
terbagi sesuai tanggung jawab yang diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar